Rumah kekasih tanpa kekasih

    Sore itu...

    Di luar, sisa awan mendung beriringan rintik gerimis, dari kejauhan suara gemercik sungai yang sudah mencapai batas volumenya. Aroma tanah kering yang baru saja diguyur hujan, terasa seperti dunia terlahir kembali. Menikmati suasana sendu yang dihadirkannya, berharap tak ingin suasana seperti ini akan berakhir.

    Berjalan gontai keruang depan, melewati koridor yang tak terlalu tinggi. Banyak hiasan bunga dan bingkai tokoh peradaban yang dilukis oleh keriput tangan kakeku. Hhh.... Menghirup udara segar di rumah tua ini yang selalu menemuiku disaat keadaanku yang tidak selalu baik. Diatas jendela di dinding bambu terdapat lukisan seorang yang berasal dari pesisir pantai Utara, wajahnya yang begitu bercahaya membuat hatiku sayu memandangnya. 

    Wahai kekasih, biarkanlah aku mencintainya. Biarkanlah pertemuan mengisi relung hatiku. Aku pasrahkan raga ini untukmu. Sembahku dalam malam, malam berwangi mimpi, berlucut debu.

                  

                                      🍂


    Hari ini....

    Di street cafe langgananku. Sebuah warung kopi di pinggir jalan pedesaan, lumayan jauh dari asrama tempat tinggalku. memang sengaja aku kesini hanya sekedar ingin bersantai menikmati suasana kota yang begitu indah, kota yang didambakan oleh semua orang, kota yang menyimpan sejuta cerita, sejuta cerita legenda dari masa lampau yang membuatku selalu bisa berdamai dengan keadaan.

    Aku termenung mengingat ingat. Seduhan kopi yang ku takar dengan gula. "Kopi lelet" begitu kami menyebutnya, kopi dari temanku dulu waktu kami masih nyantri di pesantren daerah pantai utara. "Ah.. ternyata udah sejauh ini" kataku dalam hati. Dalam suasana sendu setelah reda hujan yang mengingatkanku akan suatu hal, tiba-tiba seperti suara yang memanggilku, aku menoleh kesekeliling, menyisir pandangan -tak ada siapa siapa pikirku. Entahlah.

    Dalam pertemuan itu, dia berbisik "suatu saat, ceritakanlah hujan untukku"

   

                                      🍂


    Kau hadir tapi aku tak melihatmu, kau dekat tapi tak bisa merasakan auramu, kau ada tapi aku tak bisa menyentuhmu. Untuk ketiadaan, kau adalah hakikat rindu dalam khayalanku.

Comments

Post a Comment

Komen aja dulu, pasti aku record kok

Popular Posts