Selumbari
Diatas hamparan samudra awan
Semilir kabut membasahi rambutku
Kala bunga abadi tumbuh bermekaran
Suatu hari aku akan merindukanmu
🌿
"Breaak!" Teriaknya, sebagai sweeper yang berada di paling belakang.
"tunggu, aku carikan tempat landai" suara keras dari depan.
"Hei, kenapa kau menghentikan mereka? Aku hanya duduk sebentar" Sahut si gadis, baru saja ia duduk menghela nafas lelah.
Sang lelaki memperhatikannya "Kau butuh istirahat, kau tahu itu. Kita sedang bersama, tak mungkin diantara kita saling berpisah" dia menguatkan, peraturan mendaki yang masih ia pegang selama ini.
Sembari menunggu kawan kawan didepan mencari tempat untuk beristirahat, si gadis membuka tas carrier untuk mengambil cemilan yg sudah disiapkan tadi sore di base camp.
"Mau?" Si gadis menyodorkan makanan kecil, ketan berisi abon.
"İya makan aja, aku belum laper" jawabnya, tangannya merogoh waist bag mengambil kretek.
Menyusuri luasnya hutan belantara, gemercik sungai kecil saling bertemu, suara burung malam saling bersahutan memecah kesunyian itu.
"Hei kawan, cobalah matikan headlamp kalian, lihatlah keatas"
Satu persatu cahaya listrik padam, Semua pasang mata tertuju pada langit malam..
Terbebas dari hiruk pikuk sosial, jauh dari gemerlap kota berhias gedung gedung, tak terlihat tabiat rakus manusia, kemana perginya alam lestari? Nestapa…
Oh malam gemintang, cahaya yang selama ini menerangi gelapnya malam tiada banding oleh agungnya ciptaan Sang sutradara abadi
Wahai gunung yang temaram, bagaimana aku harus pulang, sedangkan dirimu bagai rindu yang memanggilku untuk terus kembali mengenang
"Entahlah, kenapa setiap kali aku melihatnya selalu tersimpul sajak yang sulit kuungkapkan" sang lelaki membuka percakapan
"Tentang?" Tanya si gadis
"Tentang..."
"Woiii, jangan dimatiin dulu senternya" tiba tiba teriak seorang kawan dari semak semak.
"Oiya, dia belum selesai kencing tuh, belum cebok juga" sahut kawan yang lain
Hahahaha..... Suara tawa lepas melengking membelah angkasa malam
🌿
Selumbari,
Bagaimana mungkin aku ingin dilihat oleh dunia, Sedangkan aku sendiri tak pernah sekalipun melihat luasnya semesta?
Sesekali berhenti sejenak menikmati lebatnya aroma pepohonan yang sudah ratusan tahun berdiri. Rasa letih, haru, pilu yang yang dirasakan selama ini seketika hilang oleh lamunan malam.
Kenapa setiap jengkal kaki melangkah selalu bersinggah kenangan indah yang sulit kucegah?
Kala embun bias angin di gunung
Terperosok pada hamparan hijau
Menggantung pada nuansa manja ilalang
Tak sepatah kata terucap dalam lamunan
Hei, betapa hebat kau ku rengkuh
Hamparan sabana yang begitu angkuh
Disaat sajak rindu kulantunkan untukmu
Kali ini aku berhasil menemuimu
Angkat jadi film bagus nih kak, semangat berkarya
ReplyDeleteDoamu tak berbatas waktu kawan, makasih
DeleteAjibuuuu akh, jadi pengen ngedaki 🥹
ReplyDeleteBa'alawii ayo kita ndakii
Delete
ReplyDeleteSerasa ikut dalam cerita
Ditunggu karya selanjutnya :)
Kerenn !!!
Makasih kamu
Delete